Harga emas mengalami kenaikan signifikan baru-baru ini, dengan peningkatan mencapai 2% pada hari Senin, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat. Berbagai faktor mendorong tren ini, termasuk ekspektasi kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, serta meningkatnya sentimen untuk berinvestasi pada aset aman.

Investor sedang memantau perkembangan situasi perdagangan global dan data inflasi AS yang akan diumumkan. Jeffrey Christian dari CPM Group menyatakan bahwa lingkungan politik dan ekonomi saat ini memberikan dukungan kuat untuk kenaikan harga emas. Ia memprediksi bahwa dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan ke depan, harga emas mungkin akan terus meningkat, bahkan mungkin mencapai level tinggi 4500 dolar.

Pemerintah AS telah terhenti selama 20 hari, dan Senat masih belum dapat mencapai kesepakatan mengenai isu-isu kunci, yang menyebabkan penundaan dalam rilis beberapa data ekonomi penting. Situasi ini memperburuk ketidakpastian pasar, yang semakin meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas.

Dampak dari penutupan pemerintah, data Indeks Harga Konsumen Amerika yang seharusnya dirilis pada hari Jumat ini mungkin akan ditunda. Sementara itu, pasar umumnya memperkirakan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga minggu depan, dengan probabilitas mencapai 99%. Lebih menarik lagi, para trader memperkirakan bahwa mungkin akan ada putaran pemotongan suku bunga baru pada bulan Desember.

Faktor-faktor ini secara keseluruhan tidak hanya mencerminkan kompleksitas lingkungan ekonomi saat ini, tetapi juga menyoroti pentingnya emas sebagai aset safe haven di masa ketidakpastian. Para investor sedang mempertimbangkan berbagai risiko dan menyesuaikan portofolio investasi mereka, yang mungkin akan terus mendukung harga emas menguat dalam jangka pendek.