Belakangan ini, ekonomi China menghadapi tantangan pertumbuhan yang lambat, sehingga banyak saham teknologi terpengaruh. Meskipun demikian, beberapa perusahaan masih memiliki potensi naik yang signifikan, termasuk Alibaba. Meskipun Alibaba tidak mencapai target pendapatan dan keuntungan yang diharapkan dalam kuartal terakhir, kinerjanya di bidang komputasi awan dan kecerdasan buatan tetap membuat orang optimis.



Alibaba telah mencapai pertumbuhan cepat dalam bisnis cloud dan kecerdasan buatan. Pada kuartal terakhir, pendapatan bisnis cloud pintar tumbuh 26% year-on-year, mencapai sekitar 4,7 miliar dolar AS, di mana penjualan terkait AI mencatatkan pertumbuhan tiga digit, mencerminkan perluasan permintaan aplikasi AI dari pelanggan perusahaan. Sementara itu, Alibaba berencana untuk menginvestasikan 380 miliar yuan dalam tiga tahun ke depan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di bidang ini. Diperkirakan pasar pusat data di China akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan, sementara Alibaba telah menguasai sekitar 33% pangsa pasar, menunjukkan posisi pentingnya di bidang layanan cloud.

Selain itu, Alibaba juga aktif memperluas pasar internasional, berencana untuk membangun pusat data baru di Malaysia dan Filipina, serta meluncurkan pusat inovasi AI global di Singapura untuk mendukung ribuan perusahaan dan pengembang.

Meskipun cloud dan kecerdasan buatan adalah faktor utama pendorong pertumbuhan, bisnis e-commerce inti Alibaba tetap solid. Pendapatan e-commerce China mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 10% pada kuartal pertama, mencapai 140,1 miliar yuan. Alibaba juga semakin fokus pada pasar "barang konsumsi cepat" di China, yaitu penyelesaian pengiriman dalam waktu satu jam. Pasar ini diperkirakan akan terus berkembang dalam lima tahun ke depan, menjadi sumber pendapatan penting bagi perusahaan.

Tentu saja, proses pertumbuhan seperti ini tidak tanpa risiko, seperti perlambatan ekonomi yang dapat mempengaruhi bisnis e-commerce, serta persaingan ketat dari perusahaan lain. Selain itu, ketidakpastian pasokan chip global dapat mempengaruhi rencana ekspansi pusat data perusahaan. Namun, Alibaba telah mengembangkan chip inferensinya sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada chip asing.

Dari segi valuasi, rasio harga terhadap laba (PER) Alibaba saat ini adalah 14 kali, yang menunjukkan ruang peningkatan yang cukup besar dibandingkan dengan rata-rata historisnya. Saat ini, harga sahamnya telah turun 56% dibandingkan dengan titik tertinggi historis, sementara PER dari pesaing e-commerce lainnya lebih tinggi daripada Alibaba. Jika PER-nya dapat kembali ke tingkat historis, harga sahamnya berpotensi untuk menggandakan.

Secara keseluruhan, meskipun menghadapi tantangan, strategi pertumbuhan diversifikasi Alibaba di bidang cloud, AI, dan e-commerce mungkin akan membawa peningkatan signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Harap diingat, analisis ini tidak merupakan saran investasi, pasar memiliki ketidakpastian, dan investor harus mengambil keputusan dengan hati-hati. Apa pendapatmu tentang prediksi ini? Silakan berbagi pemikiranmu!
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)