The Federal Reserve (FED) menghadapi tantangan likuiditas terburuk sejak 2019. Beberapa indikator menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan sedang diuji dengan ketat. Cadangan bank telah turun di bawah batas aman 10% dari PDB, kolam dana reverse repurchase (RRP) hampir habis, sementara suku bunga pinjaman antar bank meningkat tajam. Semua tanda ini mengisyaratkan kemungkinan hasil: sebelum akhir tahun, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan terpaksa menghidupkan kembali kebijakan pelonggaran kuantitatif.



Situasi saat ini sangat mirip dengan skenario pada tahun 2019 ketika The Federal Reserve (FED) terpaksa menghentikan pengurangan neraca akibat lonjakan mendadak pada suku bunga semalam, tetapi kali ini situasinya lebih serius. Bagi masyarakat umum, ini bukan sekadar berita keuangan yang jauh, tetapi merupakan masalah penting yang langsung berkaitan dengan pelestarian kekayaan pribadi.

The Federal Reserve (FED) saat ini menghadapi dilema yang terutama terwujud dalam tiga aspek:

Pertama, cadangan bank telah jatuh di bawah garis aman. Cadangan yang disimpan bank di The Federal Reserve (FED) adalah kunci untuk operasi normal seluruh sistem keuangan. The Federal Reserve (FED) sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa proporsi cadangan terhadap GDP perlu dipertahankan di atas 10% untuk memastikan stabilitas sistem. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa proporsi ini saat ini telah di bawah ambang batas aman, yang dapat memicu masalah likuiditas yang serius.

Kedua, kolam dana reverse repo hampir habis. Ini berarti buffer likuiditas di pasar keuangan sudah hampir tidak ada, yang semakin memperburuk kerentanan sistem.

Akhirnya, lonjakan suku bunga pinjaman antar bank juga mencerminkan ketegangan di pasar keuangan. Kenaikan cepat suku bunga ini biasanya merupakan sinyal jelas dari kekurangan likuiditas.

Menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) tampaknya tidak memiliki pilihan lain selain mempertimbangkan untuk memulai kembali kebijakan pelonggaran kuantitatif. Namun, keputusan ini akan memiliki dampak yang jauh. Pencetakan uang dalam jumlah besar dapat memperburuk inflasi, menyebabkan devaluasi mata uang.

Dalam lingkungan ekonomi seperti ini, investor mungkin akan lebih memperhatikan aset-aset seperti emas dan Bitcoin yang dianggap memiliki karakteristik tahan inflasi. Aset-aset ini dapat menjadi alat penting untuk melawan devaluasi mata uang.

Secara keseluruhan, The Federal Reserve (FED) berada dalam situasi yang sangat rumit. Bagaimana menyeimbangkan antara menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengendalikan inflasi akan menjadi tantangan besar yang dihadapi. Apa pun langkah yang diambil oleh The Federal Reserve (FED), keputusannya akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global.
BTC0.55%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 4
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
WhaleInTrainingvip
· 20jam yang lalu
Simpan btc saja sudah cukup.
Lihat AsliBalas0
LiquidityHuntervip
· 20jam yang lalu
又到play people for suckers时间咯
Lihat AsliBalas0
SmartContractRebelvip
· 20jam yang lalu
get on board btc adalah fakta yang keras
Lihat AsliBalas0
NftCollectorsvip
· 20jam yang lalu
Tren sudah muncul, BTC adalah Mona Lisa berikutnya dari Da Vinci
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)