Belakangan ini, diskusi mengenai kebijakan moneter Federal Reserve telah menarik perhatian luas di pasar. Namun, kita perlu memperjelas satu konsep penting: saat ini, Federal Reserve tidak menerapkan kebijakan yang disebut 'mencetak uang', melainkan melanjutkan strategi pengetatan kuantitatif (QT). Menurut data terbaru, ukuran neraca Federal Reserve telah menyusut secara signifikan, dengan pengurangan lebih dari 2 triliun dolar menunjukkan proses 'penarikan' yang jelas.
Arah kebijakan ini sangat berbeda dari ekspektasi pasar yang umum tentang 'pelonggaran'. Meskipun ke depannya Federal Reserve mungkin akan menyesuaikan langkah QT, ini terutama bertujuan untuk menjaga stabilitas operasi sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis likuiditas seperti yang terjadi pada tahun 2019, bukan untuk secara sengaja menciptakan likuiditas berlebih. Perlu dicatat bahwa membiayai defisit anggaran pemerintah secara langsung melalui 'mencetak uang' dianggap sebagai zona terlarang dalam ekonomi arus utama, karena dapat memicu inflasi yang serius, yang juga merupakan situasi yang sangat dihindari oleh Federal Reserve.
Dalam konteks ini, perhatian investor terhadap aset seperti emas dan Bitcoin meningkat. Harga emas pernah menembus 3500 dolar AS/ons pada tahun 2023, dan kenaikan ini didukung oleh peningkatan kepemilikan bank sentral global dan meningkatnya risiko geopolitik. Sebagai aset safe haven tradisional, emas memang menunjukkan karakteristik pelindung nilai di periode ketidakpastian yang meningkat.
Di sisi lain, Bitcoin sebagai aset yang lebih kontroversial, memiliki fluktuasi harga yang jauh lebih besar dibandingkan aset tradisional. Ini dianggap oleh sebagian investor sebagai alat untuk melindungi dari inflasi dan depresiasi mata uang, tetapi karakteristik risikonya yang tinggi tidak dapat diabaikan.
Dalam lingkungan ekonomi yang kompleks dan berubah-ubah, investor perlu mengevaluasi secara menyeluruh peluang dan risiko berbagai jenis aset. Baik emas tradisional maupun cryptocurrency yang muncul, keduanya tidak boleh dianggap sebagai tempat berlindung yang sepenuhnya aman. Membangun portofolio yang terdiversifikasi dan menyesuaikannya dengan fleksibel berdasarkan kapasitas risiko pribadi dan perubahan pasar mungkin merupakan strategi yang lebih bijaksana.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropBlackHole
· 10-21 03:50
The Federal Reserve (FED) jebakan ini benar-benar luar biasa
Lihat AsliBalas0
RamenStacker
· 10-21 03:45
Anak muda suka buy the dip
Lihat AsliBalas0
SmartContractPlumber
· 10-21 03:44
Sama berbahayanya seperti kurangnya pemeriksaan batas dalam smart contract.
Lihat AsliBalas0
ValidatorVibes
· 10-21 03:30
permainan fiat sementara btc tetap setia... hanya mengatakan
Belakangan ini, diskusi mengenai kebijakan moneter Federal Reserve telah menarik perhatian luas di pasar. Namun, kita perlu memperjelas satu konsep penting: saat ini, Federal Reserve tidak menerapkan kebijakan yang disebut 'mencetak uang', melainkan melanjutkan strategi pengetatan kuantitatif (QT). Menurut data terbaru, ukuran neraca Federal Reserve telah menyusut secara signifikan, dengan pengurangan lebih dari 2 triliun dolar menunjukkan proses 'penarikan' yang jelas.
Arah kebijakan ini sangat berbeda dari ekspektasi pasar yang umum tentang 'pelonggaran'. Meskipun ke depannya Federal Reserve mungkin akan menyesuaikan langkah QT, ini terutama bertujuan untuk menjaga stabilitas operasi sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis likuiditas seperti yang terjadi pada tahun 2019, bukan untuk secara sengaja menciptakan likuiditas berlebih. Perlu dicatat bahwa membiayai defisit anggaran pemerintah secara langsung melalui 'mencetak uang' dianggap sebagai zona terlarang dalam ekonomi arus utama, karena dapat memicu inflasi yang serius, yang juga merupakan situasi yang sangat dihindari oleh Federal Reserve.
Dalam konteks ini, perhatian investor terhadap aset seperti emas dan Bitcoin meningkat. Harga emas pernah menembus 3500 dolar AS/ons pada tahun 2023, dan kenaikan ini didukung oleh peningkatan kepemilikan bank sentral global dan meningkatnya risiko geopolitik. Sebagai aset safe haven tradisional, emas memang menunjukkan karakteristik pelindung nilai di periode ketidakpastian yang meningkat.
Di sisi lain, Bitcoin sebagai aset yang lebih kontroversial, memiliki fluktuasi harga yang jauh lebih besar dibandingkan aset tradisional. Ini dianggap oleh sebagian investor sebagai alat untuk melindungi dari inflasi dan depresiasi mata uang, tetapi karakteristik risikonya yang tinggi tidak dapat diabaikan.
Dalam lingkungan ekonomi yang kompleks dan berubah-ubah, investor perlu mengevaluasi secara menyeluruh peluang dan risiko berbagai jenis aset. Baik emas tradisional maupun cryptocurrency yang muncul, keduanya tidak boleh dianggap sebagai tempat berlindung yang sepenuhnya aman. Membangun portofolio yang terdiversifikasi dan menyesuaikannya dengan fleksibel berdasarkan kapasitas risiko pribadi dan perubahan pasar mungkin merupakan strategi yang lebih bijaksana.