Baru-baru ini, situasi ekonomi global tidak stabil, harga aset safe haven tradisional, yaitu emas, terus merangkak naik dan sering kali mencetak titik tertinggi baru dalam sejarah. Namun, yang dijuluki "emas digital", yaitu Bitcoin, justru menunjukkan kinerja yang biasa-biasa saja, terus berfluktuasi dalam kisaran yang sempit. Pemisahan pasar yang jelas ini memicu keraguan di kalangan investor tentang apakah Bitcoin benar-benar dapat berfungsi sebagai aset safe haven di masa ketidakstabilan ekonomi.
Hingga 19 Oktober, harga emas terus naik, terus menerobos level tertinggi sejarah; sementara itu, Bitcoin tetap bergerak sideways di sekitar 107.000 dolar AS. Pengamat pasar menunjukkan bahwa emas hampir setiap minggu menciptakan rekor tertinggi baru, sementara Bitcoin hampir tidak menunjukkan volatilitas. Perlu dicatat bahwa diskusi di media sosial terkait Bitcoin dan volume pencariannya berada dalam keadaan lesu, yang kontras tajam dengan suasana semangat yang sering terlihat saat puncak pasar di masa lalu.
Data lebih lanjut mengungkapkan bahwa sejak awal tahun 2023, skala dana yang mengalir ke pasar emas jauh melebihi koin Bitcoin, dengan selisih lebih dari 150.000 miliar dolar AS. Saat ini, total kapitalisasi pasar emas telah mencapai angka yang mengejutkan mendekati 30.000 miliar dolar AS, sementara kapitalisasi pasar koin Bitcoin hanya sekitar 2.15 triliun dolar AS. Meskipun penggunaan koin Bitcoin telah berkembang, pada masa ketidakpastian ekonomi, para investor tampaknya masih lebih cenderung memilih emas sebagai alat lindung nilai utama.
Fenomena ini memicu pasar untuk memikirkan kembali posisi Bitcoin sebagai "emas digital". Meskipun Bitcoin telah menunjukkan sifat perlindungan tertentu dalam beberapa tahun terakhir, dalam konteks meningkatnya ketidakpastian ekonomi global saat ini, tampaknya ia gagal menarik aliran dana besar seperti emas tradisional. Apakah ini berarti kepercayaan investor terhadap Bitcoin mulai goyah? Atau hanya merupakan manifestasi normal dari fluktuasi siklus pasar?
Beberapa analis berpendapat bahwa Bitcoin, sebagai kelas aset yang relatif muda, masih terus membuktikan fungsi penyimpanan nilainya dan sebagai alat lindung nilai. Sebagai perbandingan, emas telah memiliki sejarah ribuan tahun dan memiliki posisi sebagai alat lindung nilai yang telah tertanam dalam pikiran para investor. Di sisi lain, ada juga pendapat yang menunjukkan bahwa konsolidasi sideways Bitcoin mungkin merupakan proses pengumpulan energi, dan di masa depan masih ada kemungkinan terjadinya lonjakan besar.
Bagaimanapun juga, perbedaan yang jelas antara harga emas saat ini dan harga Bitcoin tanpa diragukan lagi memberikan kesempatan bagi para investor untuk mengevaluasi kembali kemampuan aset-aset dalam menghindari risiko. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, investor perlu lebih berhati-hati dalam menimbang berbagai pilihan investasi dan membuat keputusan yang bijak berdasarkan preferensi risiko mereka.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
InscriptionGriller
· 6jam yang lalu
Dianggap Bodoh, ini saatnya untuk memanen suckers, ya?
Baru-baru ini, situasi ekonomi global tidak stabil, harga aset safe haven tradisional, yaitu emas, terus merangkak naik dan sering kali mencetak titik tertinggi baru dalam sejarah. Namun, yang dijuluki "emas digital", yaitu Bitcoin, justru menunjukkan kinerja yang biasa-biasa saja, terus berfluktuasi dalam kisaran yang sempit. Pemisahan pasar yang jelas ini memicu keraguan di kalangan investor tentang apakah Bitcoin benar-benar dapat berfungsi sebagai aset safe haven di masa ketidakstabilan ekonomi.
Hingga 19 Oktober, harga emas terus naik, terus menerobos level tertinggi sejarah; sementara itu, Bitcoin tetap bergerak sideways di sekitar 107.000 dolar AS. Pengamat pasar menunjukkan bahwa emas hampir setiap minggu menciptakan rekor tertinggi baru, sementara Bitcoin hampir tidak menunjukkan volatilitas. Perlu dicatat bahwa diskusi di media sosial terkait Bitcoin dan volume pencariannya berada dalam keadaan lesu, yang kontras tajam dengan suasana semangat yang sering terlihat saat puncak pasar di masa lalu.
Data lebih lanjut mengungkapkan bahwa sejak awal tahun 2023, skala dana yang mengalir ke pasar emas jauh melebihi koin Bitcoin, dengan selisih lebih dari 150.000 miliar dolar AS. Saat ini, total kapitalisasi pasar emas telah mencapai angka yang mengejutkan mendekati 30.000 miliar dolar AS, sementara kapitalisasi pasar koin Bitcoin hanya sekitar 2.15 triliun dolar AS. Meskipun penggunaan koin Bitcoin telah berkembang, pada masa ketidakpastian ekonomi, para investor tampaknya masih lebih cenderung memilih emas sebagai alat lindung nilai utama.
Fenomena ini memicu pasar untuk memikirkan kembali posisi Bitcoin sebagai "emas digital". Meskipun Bitcoin telah menunjukkan sifat perlindungan tertentu dalam beberapa tahun terakhir, dalam konteks meningkatnya ketidakpastian ekonomi global saat ini, tampaknya ia gagal menarik aliran dana besar seperti emas tradisional. Apakah ini berarti kepercayaan investor terhadap Bitcoin mulai goyah? Atau hanya merupakan manifestasi normal dari fluktuasi siklus pasar?
Beberapa analis berpendapat bahwa Bitcoin, sebagai kelas aset yang relatif muda, masih terus membuktikan fungsi penyimpanan nilainya dan sebagai alat lindung nilai. Sebagai perbandingan, emas telah memiliki sejarah ribuan tahun dan memiliki posisi sebagai alat lindung nilai yang telah tertanam dalam pikiran para investor. Di sisi lain, ada juga pendapat yang menunjukkan bahwa konsolidasi sideways Bitcoin mungkin merupakan proses pengumpulan energi, dan di masa depan masih ada kemungkinan terjadinya lonjakan besar.
Bagaimanapun juga, perbedaan yang jelas antara harga emas saat ini dan harga Bitcoin tanpa diragukan lagi memberikan kesempatan bagi para investor untuk mengevaluasi kembali kemampuan aset-aset dalam menghindari risiko. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, investor perlu lebih berhati-hati dalam menimbang berbagai pilihan investasi dan membuat keputusan yang bijak berdasarkan preferensi risiko mereka.