Baru-baru ini, sebuah pesta seni yang unik dibuka di San Francisco, menjadi contoh perpaduan teknologi dan media tradisional. Seniman media terkenal Refik Anadol memamerkan sebuah proyek inovatif yang mencolok di acara 100 Terbaik AI yang diselenggarakan oleh majalah "Time".
Anadol dengan cerdik mengubah lebih dari 5000 sampul majalah "TIME" selama lebih dari seratus tahun menjadi kumpulan data seni AI yang kaya. Langkah ini tidak hanya menunjukkan potensi inovasi di era digital, tetapi juga menyoroti bagaimana media tradisional dapat bangkit kembali di tengah gelombang teknologi baru.
Sebagai desainer sampul AI untuk majalah TIME 2025, karya Anadol kali ini sekali lagi membuktikan bakatnya yang luar biasa dalam bidang visualisasi data dan seni AI. Dia menekankan bahwa proyek ini adalah hasil penting lainnya dari upayanya untuk mengembangkan "dataset etis" dan model neural besar yang menginspirasi kreativitas.
Perlu dicatat bahwa Anadol sendiri juga terpilih dalam daftar 100 AI teratas versi majalah TIME tahun ini. Daftar ini akan disusun setiap tahun mulai 2023, bertujuan untuk mengakui 100 tokoh paling berpengaruh di bidang AI. Selain Anadol, daftar tersebut juga mencakup tokoh-tokoh berat dari dunia teknologi seperti CEO NVIDIA Jensen Huang, co-founder Cloudflare Matthew Prince, serta talenta lintas disiplin seperti aktris dan co-founder Asteria Film Co. Natasha Lyonne.
Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan prospek penerapan teknologi AI dalam kreasi seni, tetapi juga mencerminkan integrasi mendalam antara media tradisional dan teknologi baru. Ini melukiskan sebuah cetak biru seni media masa depan, di mana data, teknologi, dan kreativitas saling terjalin sempurna, membuka era baru ekspresi seni.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MevHunter
· 13jam yang lalu
Seni teknologi yang keras ya
Lihat AsliBalas0
MEVictim
· 13jam yang lalu
Alat yang luar biasa! Harus didapatkan!
Lihat AsliBalas0
MrDecoder
· 13jam yang lalu
Apakah dataset juga membawa standar etika? Benar-benar membuat saya tertawa.
Lihat AsliBalas0
WhaleShadow
· 13jam yang lalu
Seni v Teknologi sedikit🔥
Lihat AsliBalas0
TokenAlchemist
· 13jam yang lalu
ngl ini adalah puncak ketidakefisienan dalam optimasi protokol data smh... anadol hampir tidak menyentuh permukaan asimetris di sini
Baru-baru ini, sebuah pesta seni yang unik dibuka di San Francisco, menjadi contoh perpaduan teknologi dan media tradisional. Seniman media terkenal Refik Anadol memamerkan sebuah proyek inovatif yang mencolok di acara 100 Terbaik AI yang diselenggarakan oleh majalah "Time".
Anadol dengan cerdik mengubah lebih dari 5000 sampul majalah "TIME" selama lebih dari seratus tahun menjadi kumpulan data seni AI yang kaya. Langkah ini tidak hanya menunjukkan potensi inovasi di era digital, tetapi juga menyoroti bagaimana media tradisional dapat bangkit kembali di tengah gelombang teknologi baru.
Sebagai desainer sampul AI untuk majalah TIME 2025, karya Anadol kali ini sekali lagi membuktikan bakatnya yang luar biasa dalam bidang visualisasi data dan seni AI. Dia menekankan bahwa proyek ini adalah hasil penting lainnya dari upayanya untuk mengembangkan "dataset etis" dan model neural besar yang menginspirasi kreativitas.
Perlu dicatat bahwa Anadol sendiri juga terpilih dalam daftar 100 AI teratas versi majalah TIME tahun ini. Daftar ini akan disusun setiap tahun mulai 2023, bertujuan untuk mengakui 100 tokoh paling berpengaruh di bidang AI. Selain Anadol, daftar tersebut juga mencakup tokoh-tokoh berat dari dunia teknologi seperti CEO NVIDIA Jensen Huang, co-founder Cloudflare Matthew Prince, serta talenta lintas disiplin seperti aktris dan co-founder Asteria Film Co. Natasha Lyonne.
Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan prospek penerapan teknologi AI dalam kreasi seni, tetapi juga mencerminkan integrasi mendalam antara media tradisional dan teknologi baru. Ini melukiskan sebuah cetak biru seni media masa depan, di mana data, teknologi, dan kreativitas saling terjalin sempurna, membuka era baru ekspresi seni.