Belakangan ini, pasar semakin mengharapkan kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunga, tetapi kita perlu mengklarifikasi sebuah kesalahpahaman yang umum: penurunan suku bunga tidak selalu berarti datangnya bull run.
Data historis dengan jelas menunjukkan bahwa kinerja indeks S&P 500 setelah penurunan suku bunga oleh Federal Reserve tidak selalu meningkat. Faktanya, ketika pasar secara umum mengharapkan bull run datang, dan para investor berbondong-bondong untuk memegang saham menunggu, sering kali justru saat itulah bull run tidak kunjung tiba atau ditunda. Bull run yang sebenarnya biasanya meletus pada saat yang paling tak terduga, bukan saat diharapkan oleh banyak orang.
Kenaikan signifikan pasar saham AS dalam beberapa tahun terakhir terutama disebabkan oleh dua sumber likuiditas: pertama, perdagangan arbitrase mata uang di lingkungan suku bunga rendah (terutama melibatkan renminbi dan yen), dan kedua, penurunan tajam di pasar obligasi AS. Menariknya, selama lebih dari dua tahun terakhir, AS mengalami pasar obligasi bearish dan pasar saham bull run, sementara China justru sebaliknya.
Namun, dalam lingkungan penurunan suku bunga saat ini, kedua saluran likuiditas ini sedang mengalami pembalikan, yang menyebabkan penyusutan likuiditas. Situasi ini ditambah dengan ketidakpastian politik, memberikan tantangan serius bagi pasar.
Federal Reserve menghadapi dilema: jika mempertahankan suku bunga tinggi untuk mendukung perdagangan arbitrase, ekonomi riil mungkin sulit bertahan; jika menurunkan suku bunga untuk merangsang ekonomi riil, ini mungkin menyebabkan perdagangan arbitrase runtuh. Dalam situasi ini, selain pernyataan verbal, tindakan nyata yang dapat diambil oleh Federal Reserve mungkin sangat terbatas.
Seperti yang pernah dicatat oleh seorang ekonom terkenal: 'Pemotongan suku bunga mungkin dapat menyembuhkan flu, tetapi tidak dapat menyelamatkan dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Jika fundamental ekonomi sudah memburuk secara serius, pasar saham juga akan sulit terhindar dari nasib penurunan.'
Secara keseluruhan, investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti fundamental ekonomi, lingkungan kebijakan, dan sentimen pasar secara menyeluruh, dan tidak seharusnya terlalu bergantung pada ekspektasi penurunan suku bunga tunggal untuk menilai arah pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
18 Suka
Hadiah
18
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
Anon4461
· 50menit yang lalu
Penurunan suku bunga adalah harapan palsu menunggu big dump
Lihat AsliBalas0
SignatureDenied
· 17jam yang lalu
Sudah indikator reverse lagi ya~
Lihat AsliBalas0
FlashLoanLarry
· 17jam yang lalu
Jangan bodoh, tidak ada orang yang menunggumu di bawah.
Lihat AsliBalas0
PumpAnalyst
· 17jam yang lalu
Bull run adalah waktu terbaik untuk menjebak suckers, tetapi gelombang teknis kali ini terlalu rapuh.
Lihat AsliBalas0
SignatureAnxiety
· 17jam yang lalu
Jangan tunggu bull run, suckers tidak akan pernah bangkit.
Belakangan ini, pasar semakin mengharapkan kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunga, tetapi kita perlu mengklarifikasi sebuah kesalahpahaman yang umum: penurunan suku bunga tidak selalu berarti datangnya bull run.
Data historis dengan jelas menunjukkan bahwa kinerja indeks S&P 500 setelah penurunan suku bunga oleh Federal Reserve tidak selalu meningkat. Faktanya, ketika pasar secara umum mengharapkan bull run datang, dan para investor berbondong-bondong untuk memegang saham menunggu, sering kali justru saat itulah bull run tidak kunjung tiba atau ditunda. Bull run yang sebenarnya biasanya meletus pada saat yang paling tak terduga, bukan saat diharapkan oleh banyak orang.
Kenaikan signifikan pasar saham AS dalam beberapa tahun terakhir terutama disebabkan oleh dua sumber likuiditas: pertama, perdagangan arbitrase mata uang di lingkungan suku bunga rendah (terutama melibatkan renminbi dan yen), dan kedua, penurunan tajam di pasar obligasi AS. Menariknya, selama lebih dari dua tahun terakhir, AS mengalami pasar obligasi bearish dan pasar saham bull run, sementara China justru sebaliknya.
Namun, dalam lingkungan penurunan suku bunga saat ini, kedua saluran likuiditas ini sedang mengalami pembalikan, yang menyebabkan penyusutan likuiditas. Situasi ini ditambah dengan ketidakpastian politik, memberikan tantangan serius bagi pasar.
Federal Reserve menghadapi dilema: jika mempertahankan suku bunga tinggi untuk mendukung perdagangan arbitrase, ekonomi riil mungkin sulit bertahan; jika menurunkan suku bunga untuk merangsang ekonomi riil, ini mungkin menyebabkan perdagangan arbitrase runtuh. Dalam situasi ini, selain pernyataan verbal, tindakan nyata yang dapat diambil oleh Federal Reserve mungkin sangat terbatas.
Seperti yang pernah dicatat oleh seorang ekonom terkenal: 'Pemotongan suku bunga mungkin dapat menyembuhkan flu, tetapi tidak dapat menyelamatkan dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Jika fundamental ekonomi sudah memburuk secara serius, pasar saham juga akan sulit terhindar dari nasib penurunan.'
Secara keseluruhan, investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti fundamental ekonomi, lingkungan kebijakan, dan sentimen pasar secara menyeluruh, dan tidak seharusnya terlalu bergantung pada ekspektasi penurunan suku bunga tunggal untuk menilai arah pasar.