Rekor Tertinggi Emas: Implikasi untuk Masa Depan Bitcoin

Emas telah lonjakan ke level tertinggi baru sepanjang masa sebesar $4,250, sementara Bitcoin menguji ulang level terendah dua bulan di dekat $107,000 setelah turun dari puncak Agustus sebesar $124,474. Perbedaan ini telah menghidupkan kembali perdebatan tentang peran masing-masing dalam portofolio investasi.

Kenaikan spektakuler logam berharga ini terjadi di tengah ketidakpastian global dan hambatan perdagangan baru AS. Bank sentral kini memiliki lebih banyak emas daripada Obligasi AS untuk pertama kalinya sejak 1996, sementara utang publik Amerika telah membengkak menjadi $36 triliun—123% dari PDB—tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan sebesar 7,43% per tahun sejak April 2020.

Menariknya, korelasi antara emas dan Bitcoin tetap mendekati nol (30-hari: 0,11, 90-hari: -0,09, yang menantang narasi “emas digital” tetapi mendukung keduanya sebagai lindung nilai yang saling melengkapi terhadap ketidakpastian ekonomi.

Para ahli industri menawarkan perspektif yang beragam tentang hubungan ini. Billy Luedtk dari Intuition mencatat: “Kebangkitan emas memvalidasi insting yang sangat tua: di masa ketidakpastian, orang cenderung beralih ke aset yang langka dan non-sovereign. Tren itu membantu Bitcoin karena memperkuat narasi bahwa kepercayaan pada sistem fiat semakin melemah.”

Sementara itu, Vikrant Sharma dari Cake Wallet mengambil sikap yang lebih tegas: “Saya sebenarnya tidak melihat Emas bersaing pada skala yang sama dengan Bitcoin dalam jangka panjang. Kelangkaan absolut Bitcoin dibandingkan dengan pasokan sebenarnya Emas yang tidak diketahui menciptakan pemenang yang jelas.” Dia menekankan keuntungan Bitcoin untuk era digital, mencatat bahwa “agen AI akan memerlukan mata uang digital asli” dan tidak akan pernah menggunakan emas fisik untuk transaksi.

Pola historis menunjukkan bahwa emas sering bergerak lebih dulu, diikuti oleh Bitcoin dan akhirnya mengungguli. Ini terlihat pada awal 2025 ketika emas mencapai puncak baru pada bulan April, sementara Bitcoin tertinggal sebelum mencapai puncak baru di Q2.

Volatilitas Bitcoin telah menurun secara bertahap seiring waktu, kini sebanding dengan emas dan banyak saham, meskipun persepsi tertinggal dari kenyataan. Cryptocurrency ini juga menunjukkan sensitivitas yang meningkat terhadap ekspektasi inflasi AS dengan setiap peristiwa halving, yang berpotensi menjadikannya “barometer terbaik untuk pengenceran moneter global yang kita miliki,” menurut analis Bitwise.

Seiring sistem keuangan tradisional menghadapi tekanan yang semakin meningkat, kedua aset ini terus berkembang dalam perannya—emas sebagai jangkar konservatif dengan ribuan tahun kepercayaan, dan Bitcoin sebagai aset dinamis dan terprogram yang berasal dari ekonomi digital kita yang semakin berkembang.