Sebagai salah satu indikator kunci saat berinvestasi di saham, rasio harga terhadap laba (juga dikenal sebagai P/E ratio) sering disebutkan oleh penasihat investasi. Mereka akan menggunakan data rasio harga terhadap laba historis perusahaan, dikombinasikan dengan harga saham saat ini, untuk memperkirakan harga wajar saham. Artikel ini akan memberikan analisis mendalam tentang konsep rasio harga terhadap laba, metode perhitungannya, dan aplikasinya dalam pengambilan keputusan investasi.
Definisi dan Perhitungan Rasio Harga terhadap Laba (PER)
Rasio harga terhadap laba, juga dikenal sebagai rasio harga terhadap laba atau PE (Price-to-Earnings Ratio), adalah indikator penting untuk mengukur valuasi saham. Ini mencerminkan berapa tahun yang dibutuhkan investor untuk mendapatkan kembali biaya investasi, sehingga sering digunakan untuk menilai apakah saham tersebut dinilai terlalu tinggi atau rendah.
Sebagai contoh sebuah perusahaan teknologi, jika rasio harga terhadap laba saat ini sekitar 15, ini berarti perusahaan tersebut perlu waktu 15 tahun untuk mendapatkan laba yang setara dengan nilai pasar saat ini, atau investor perlu 15 tahun untuk mendapatkan kembali investasinya.
Ada dua metode utama untuk menghitung rasio harga terhadap laba (P/E ratio):
Harga saham dibagi dengan laba per saham (EPS)
Kapitalisasi pasar perusahaan dibagi dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
Biasanya, kami menggunakan metode pertama untuk perhitungan. Sebagai contoh, misalkan harga saham suatu perusahaan adalah 100 yuan, dan laba per saham tahun lalu adalah 6,7 yuan, maka rasio harga terhadap laba (P/E) adalah 100/6,7 ≈ 14,9.
Klasifikasi Rasio Harga terhadap Laba
Berdasarkan data laba per saham (EPS) yang digunakan, rasio harga terhadap laba (PER) dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut:
Rasio harga terhadap laba statis: menggunakan EPS tahun lalu untuk perhitungan.
Rasio Price Earnings Rolling: dihitung menggunakan total EPS dari empat kuartal terakhir.
Rasio Price Earnings Dinamis: dihitung menggunakan EPS tahun depan yang diperkirakan.
Misalnya:
Misalkan sebuah perusahaan baru saja merilis laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun 2023, EPS adalah 3 yuan, sedangkan EPS untuk kuartal kedua hingga keempat tahun 2022 masing-masing adalah 4 yuan, 4,5 yuan, dan 5 yuan.
Rasio Price Earnings (PER) statis = Harga saham saat ini / Total EPS tahun 2022
Rasio harga terhadap laba bergulir = Harga saham saat ini / (3 + 4 + 4.5 + 5)
Rasio harga terhadap laba dinamis = Harga saham saat ini / EPS estimasi tahun 2023
Perlu dicatat bahwa rasio harga terhadap laba dinamis, karena menggunakan data perkiraan, sering kali tidak seakurat dua metode lainnya.
Bagaimana Menilai Kewajaran Rasio Harga terhadap Laba (PER)
Untuk mengevaluasi apakah rasio harga terhadap laba (P/E) suatu perusahaan wajar, biasanya ada dua metode:
Perbandingan antar industri: Bandingkan rasio harga terhadap laba perusahaan target dengan perusahaan lain di industri yang sama.
Perbandingan data historis: Bandingkan rasio harga terhadap laba (PER) perusahaan target saat ini dengan level historisnya.
Misalnya, ketika membandingkan rasio harga terhadap laba (P/E) suatu perusahaan teknologi, kita dapat membandingkannya dengan perusahaan lain di industri yang sama. Anggaplah rasio P/E perusahaan tersebut saat ini adalah 15, sedangkan perusahaan A di industri yang sama adalah 12, dan perusahaan B adalah 20, maka valuasi perusahaan tersebut berada pada tingkat rata-rata.
Selain itu, kita juga dapat mengamati tren sejarah rasio harga terhadap laba perusahaan. Jika rasio harga terhadap laba saat ini lebih rendah dari 90% level selama 5 tahun terakhir, itu mungkin berarti harga saham saat ini relatif murah.
Menggunakan Rasio P/E untuk Keputusan Investasi
Grafik Aliran Rasio Harga terhadap Laba
Graf aliran rasio harga terhadap laba adalah alat yang secara intuitif menunjukkan situasi penilaian saham. Ini menggambar beberapa garis di grafik harga saham, di mana setiap garis mewakili tingkat rasio harga terhadap laba yang berbeda.
Rumus perhitungan: Harga saham = EPS x Rasio harga terhadap laba
Umumnya, garis teratas mewakili rasio harga terhadap laba tertinggi dalam sejarah, sementara garis terendah mewakili rasio harga terhadap laba terendah dalam sejarah. Jika harga saham saat ini berada di area yang lebih rendah, ini mungkin berarti saham tersebut undervalued, dan bisa menjadi waktu yang baik untuk membeli. Namun, harap diingat bahwa ini tidak menjamin bahwa harga saham akan naik, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham.
Hubungan antara rasio harga terhadap laba dan harga saham
Perlu dicatat bahwa tidak ada hubungan yang pasti antara tinggi rendahnya rasio harga terhadap laba (P/E) dan fluktuasi harga saham. Saham dengan rasio P/E rendah tidak selalu akan naik, dan saham dengan rasio P/E tinggi juga tidak selalu akan turun. Investor bersedia membayar valuasi tinggi untuk beberapa saham, sering kali karena mereka optimis tentang prospek perkembangan masa depan perusahaan.
Keterbatasan Rasio Harga Terhadap Laba
Meskipun rasio harga terhadap laba (P/E) banyak digunakan, namun ada beberapa keterbatasan yang dimilikinya:
Mengabaikan pengaruh utang: Perhitungan rasio harga terhadap laba hanya mempertimbangkan nilai ekuitas, tanpa mempertimbangkan situasi utang perusahaan.
Sulit untuk menentukan tinggi rendahnya: Tinggi rendahnya rasio harga terhadap laba dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti karakteristik industri, pertumbuhan perusahaan, dll.
Tidak dapat menilai perusahaan yang belum menghasilkan laba: Untuk perusahaan yang belum menghasilkan laba, tidak mungkin menggunakan rasio harga terhadap laba untuk penilaian.
Perbandingan Rasio Price Earnings dan Indikator Penilaian Lainnya
Selain rasio harga terhadap pendapatan, ada juga indikator valuasi lain yang umum digunakan, seperti rasio harga terhadap buku (PB) dan rasio harga terhadap penjualan (PS). Berikut adalah perbandingan singkat mereka:
Rasio Harga terhadap Laba (PE): berlaku untuk perusahaan yang stabil dalam menghasilkan laba
Rasio harga terhadap buku (PB): berlaku untuk perusahaan di sektor siklikal
Price to Sales Ratio (PS): Cocok untuk perusahaan yang belum menghasilkan keuntungan
Memahami karakteristik dan ruang lingkup dari indikator valuasi ini akan membantu investor untuk menilai nilai perusahaan secara lebih komprehensif.
Setelah memahami konsep dan metode perhitungan rasio harga terhadap laba (P/E), investor dapat menerapkannya dalam investasi nyata, mencari saham yang sesuai dengan strategi investasi mereka. Perlu dicatat bahwa perdagangan kontrak perbedaan (CFD) memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan perdagangan dua arah, yang memiliki keunggulan tertentu dibandingkan metode investasi tradisional, dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Singkatnya, rasio harga terhadap laba (PER) sebagai indikator valuasi yang penting, memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi. Namun, investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti fundamental perusahaan, prospek industri, dan ekonomi makro, untuk membuat keputusan investasi yang lebih komprehensif dan rasional.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Menyelidiki Rasio Price-to-Earnings: Dari Ide Dasar ke Aplikasi Praktis
Sebagai salah satu indikator kunci saat berinvestasi di saham, rasio harga terhadap laba (juga dikenal sebagai P/E ratio) sering disebutkan oleh penasihat investasi. Mereka akan menggunakan data rasio harga terhadap laba historis perusahaan, dikombinasikan dengan harga saham saat ini, untuk memperkirakan harga wajar saham. Artikel ini akan memberikan analisis mendalam tentang konsep rasio harga terhadap laba, metode perhitungannya, dan aplikasinya dalam pengambilan keputusan investasi.
Definisi dan Perhitungan Rasio Harga terhadap Laba (PER)
Rasio harga terhadap laba, juga dikenal sebagai rasio harga terhadap laba atau PE (Price-to-Earnings Ratio), adalah indikator penting untuk mengukur valuasi saham. Ini mencerminkan berapa tahun yang dibutuhkan investor untuk mendapatkan kembali biaya investasi, sehingga sering digunakan untuk menilai apakah saham tersebut dinilai terlalu tinggi atau rendah.
Sebagai contoh sebuah perusahaan teknologi, jika rasio harga terhadap laba saat ini sekitar 15, ini berarti perusahaan tersebut perlu waktu 15 tahun untuk mendapatkan laba yang setara dengan nilai pasar saat ini, atau investor perlu 15 tahun untuk mendapatkan kembali investasinya.
Ada dua metode utama untuk menghitung rasio harga terhadap laba (P/E ratio):
Biasanya, kami menggunakan metode pertama untuk perhitungan. Sebagai contoh, misalkan harga saham suatu perusahaan adalah 100 yuan, dan laba per saham tahun lalu adalah 6,7 yuan, maka rasio harga terhadap laba (P/E) adalah 100/6,7 ≈ 14,9.
Klasifikasi Rasio Harga terhadap Laba
Berdasarkan data laba per saham (EPS) yang digunakan, rasio harga terhadap laba (PER) dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut:
Misalnya: Misalkan sebuah perusahaan baru saja merilis laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun 2023, EPS adalah 3 yuan, sedangkan EPS untuk kuartal kedua hingga keempat tahun 2022 masing-masing adalah 4 yuan, 4,5 yuan, dan 5 yuan.
Perlu dicatat bahwa rasio harga terhadap laba dinamis, karena menggunakan data perkiraan, sering kali tidak seakurat dua metode lainnya.
Bagaimana Menilai Kewajaran Rasio Harga terhadap Laba (PER)
Untuk mengevaluasi apakah rasio harga terhadap laba (P/E) suatu perusahaan wajar, biasanya ada dua metode:
Misalnya, ketika membandingkan rasio harga terhadap laba (P/E) suatu perusahaan teknologi, kita dapat membandingkannya dengan perusahaan lain di industri yang sama. Anggaplah rasio P/E perusahaan tersebut saat ini adalah 15, sedangkan perusahaan A di industri yang sama adalah 12, dan perusahaan B adalah 20, maka valuasi perusahaan tersebut berada pada tingkat rata-rata.
Selain itu, kita juga dapat mengamati tren sejarah rasio harga terhadap laba perusahaan. Jika rasio harga terhadap laba saat ini lebih rendah dari 90% level selama 5 tahun terakhir, itu mungkin berarti harga saham saat ini relatif murah.
Menggunakan Rasio P/E untuk Keputusan Investasi
Grafik Aliran Rasio Harga terhadap Laba
Graf aliran rasio harga terhadap laba adalah alat yang secara intuitif menunjukkan situasi penilaian saham. Ini menggambar beberapa garis di grafik harga saham, di mana setiap garis mewakili tingkat rasio harga terhadap laba yang berbeda.
Rumus perhitungan: Harga saham = EPS x Rasio harga terhadap laba
Umumnya, garis teratas mewakili rasio harga terhadap laba tertinggi dalam sejarah, sementara garis terendah mewakili rasio harga terhadap laba terendah dalam sejarah. Jika harga saham saat ini berada di area yang lebih rendah, ini mungkin berarti saham tersebut undervalued, dan bisa menjadi waktu yang baik untuk membeli. Namun, harap diingat bahwa ini tidak menjamin bahwa harga saham akan naik, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham.
Hubungan antara rasio harga terhadap laba dan harga saham
Perlu dicatat bahwa tidak ada hubungan yang pasti antara tinggi rendahnya rasio harga terhadap laba (P/E) dan fluktuasi harga saham. Saham dengan rasio P/E rendah tidak selalu akan naik, dan saham dengan rasio P/E tinggi juga tidak selalu akan turun. Investor bersedia membayar valuasi tinggi untuk beberapa saham, sering kali karena mereka optimis tentang prospek perkembangan masa depan perusahaan.
Keterbatasan Rasio Harga Terhadap Laba
Meskipun rasio harga terhadap laba (P/E) banyak digunakan, namun ada beberapa keterbatasan yang dimilikinya:
Perbandingan Rasio Price Earnings dan Indikator Penilaian Lainnya
Selain rasio harga terhadap pendapatan, ada juga indikator valuasi lain yang umum digunakan, seperti rasio harga terhadap buku (PB) dan rasio harga terhadap penjualan (PS). Berikut adalah perbandingan singkat mereka:
Memahami karakteristik dan ruang lingkup dari indikator valuasi ini akan membantu investor untuk menilai nilai perusahaan secara lebih komprehensif.
Setelah memahami konsep dan metode perhitungan rasio harga terhadap laba (P/E), investor dapat menerapkannya dalam investasi nyata, mencari saham yang sesuai dengan strategi investasi mereka. Perlu dicatat bahwa perdagangan kontrak perbedaan (CFD) memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan perdagangan dua arah, yang memiliki keunggulan tertentu dibandingkan metode investasi tradisional, dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Singkatnya, rasio harga terhadap laba (PER) sebagai indikator valuasi yang penting, memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi. Namun, investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti fundamental perusahaan, prospek industri, dan ekonomi makro, untuk membuat keputusan investasi yang lebih komprehensif dan rasional.