Negara-negara BRICS sedang merencanakan sebuah inisiatif besar yang dapat mengubah lanskap ekonomi global — peluncuran mata uang baru untuk pembayaran lintas batas. Alat pembayaran baru yang disebut "mata uang emas" ini pada dasarnya mirip dengan stablecoin digital resmi yang diterbitkan secara bersama oleh beberapa negara, yang nilainya akan terhubung dengan emas, bertujuan untuk memberikan alternatif untuk perdagangan lintas batas yang dapat menghindari dolar.
Tindakan ini memicu reaksi kuat dari pihak Amerika Serikat, termasuk Trump dan beberapa tokoh politik lainnya yang menyatakan keberatan. Kekhawatiran mereka berakar pada satu masalah inti: posisi dominasi global dolar mungkin terancam. Selama ini, Amerika Serikat menikmati keuntungan ekonomi besar yang dihasilkan dari "pajak pencetakan uang" dengan mengendalikan mata uang penyelesaian utama global. Tindakan negara-negara BRICS ini dapat melemahkan posisi sentral dolar dalam perdagangan internasional, terutama di bidang perdagangan energi dan komoditas.
Untuk industri mata uang digital, perkembangan ini mungkin membawa dampak yang mendalam:
Pertama, USDT yang saat ini merupakan stablecoin utama di industri mungkin menghadapi tantangan. Jika mata uang baru negara-negara BRICS berhasil mengalihkan sebagian permintaan pembayaran internasional dari dolar, posisi pasar USDT mungkin akan terpengaruh.
Kedua, langkah ini mungkin membawa lebih banyak legitimasi dan pengakuan bagi industri mata uang digital. Ketika tingkat nasional mulai mengadopsi cara penyelesaian digital dan blockchain yang serupa, seluruh industri mungkin akan secara bertahap bergerak dari area abu-abu regulasi ke pasar utama yang terang.
Akhirnya, cryptocurrency mainstream seperti Bitcoin dan BNB mungkin akan mendapatkan manfaat. Fungsi penyimpanan nilai dan pembayaran ekosistem yang dimiliki oleh aset digital ini mungkin akan mendapatkan lebih banyak pengakuan karena munculnya mata uang digital tingkat negara.
Namun, pelaksanaan rencana besar ini masih menghadapi banyak tantangan. Perbedaan cadangan emas antara negara-negara BRICS, pembentukan sistem pembayaran yang terintegrasi, serta kemungkinan sanksi dan hambatan dari Amerika Serikat, semuanya adalah masalah yang perlu diatasi. Meskipun demikian, inisiatif ini tidak diragukan lagi menandai momen penting dalam perubahan ekonomi global, yang patut kita perhatikan perkembangannya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
fren_with_benefits
· 9jam yang lalu
Benar-benar memberikan pelajaran kepada orang Amerika!
Lihat AsliBalas0
BlockImposter
· 10-18 16:50
Tsk tsk, sebaiknya jangan sampai gagal...
Lihat AsliBalas0
ForkMonger
· 10-18 16:50
baik baik... vektor serangan tata kelola lainnya terhadap hegemoni usd
Lihat AsliBalas0
GateUser-0717ab66
· 10-18 16:50
USDT pil!
Lihat AsliBalas0
WhaleMinion
· 10-18 16:40
Pil hegemoni dolar
Lihat AsliBalas0
SatoshiChallenger
· 10-18 16:30
Pelajaran sejarah telah menunjukkan, seperti belalang yang berusaha menghentikan sebuah mobil...
Lihat AsliBalas0
SatoshiHeir
· 10-18 16:25
Hmph, bagaimana eksperimen mata uang berskala level F2 dapat menyelesaikan masalah kepercayaan lintas negara? Disarankan untuk terlebih dahulu mempelajari tulisan Satoshi Nakamoto tentang Mekanisme Konsensus.
Negara-negara BRICS sedang merencanakan sebuah inisiatif besar yang dapat mengubah lanskap ekonomi global — peluncuran mata uang baru untuk pembayaran lintas batas. Alat pembayaran baru yang disebut "mata uang emas" ini pada dasarnya mirip dengan stablecoin digital resmi yang diterbitkan secara bersama oleh beberapa negara, yang nilainya akan terhubung dengan emas, bertujuan untuk memberikan alternatif untuk perdagangan lintas batas yang dapat menghindari dolar.
Tindakan ini memicu reaksi kuat dari pihak Amerika Serikat, termasuk Trump dan beberapa tokoh politik lainnya yang menyatakan keberatan. Kekhawatiran mereka berakar pada satu masalah inti: posisi dominasi global dolar mungkin terancam. Selama ini, Amerika Serikat menikmati keuntungan ekonomi besar yang dihasilkan dari "pajak pencetakan uang" dengan mengendalikan mata uang penyelesaian utama global. Tindakan negara-negara BRICS ini dapat melemahkan posisi sentral dolar dalam perdagangan internasional, terutama di bidang perdagangan energi dan komoditas.
Untuk industri mata uang digital, perkembangan ini mungkin membawa dampak yang mendalam:
Pertama, USDT yang saat ini merupakan stablecoin utama di industri mungkin menghadapi tantangan. Jika mata uang baru negara-negara BRICS berhasil mengalihkan sebagian permintaan pembayaran internasional dari dolar, posisi pasar USDT mungkin akan terpengaruh.
Kedua, langkah ini mungkin membawa lebih banyak legitimasi dan pengakuan bagi industri mata uang digital. Ketika tingkat nasional mulai mengadopsi cara penyelesaian digital dan blockchain yang serupa, seluruh industri mungkin akan secara bertahap bergerak dari area abu-abu regulasi ke pasar utama yang terang.
Akhirnya, cryptocurrency mainstream seperti Bitcoin dan BNB mungkin akan mendapatkan manfaat. Fungsi penyimpanan nilai dan pembayaran ekosistem yang dimiliki oleh aset digital ini mungkin akan mendapatkan lebih banyak pengakuan karena munculnya mata uang digital tingkat negara.
Namun, pelaksanaan rencana besar ini masih menghadapi banyak tantangan. Perbedaan cadangan emas antara negara-negara BRICS, pembentukan sistem pembayaran yang terintegrasi, serta kemungkinan sanksi dan hambatan dari Amerika Serikat, semuanya adalah masalah yang perlu diatasi. Meskipun demikian, inisiatif ini tidak diragukan lagi menandai momen penting dalam perubahan ekonomi global, yang patut kita perhatikan perkembangannya.