Kerentanan smart contract telah menimbulkan kerugian finansial besar dalam industri cryptocurrency. Salah satu insiden paling terkenal adalah peretasan The DAO pada tahun 2016 yang menyebabkan kerugian sebesar $60 juta. Pada tahun 2017, bug pada Parity wallet membekukan Ethereum senilai lebih dari $150 juta. Eksploitasi Poly Network pada tahun 2021 mengakibatkan peretas mencuri $610 juta, meski sebagian besar dana akhirnya dikembalikan. Baru-baru ini, jembatan Ronin Network diretas pada tahun 2022 dengan kerugian sebesar $625 juta. Berbagai insiden tersebut menyoroti pentingnya audit smart contract secara komprehensif serta penerapan sistem keamanan yang ketat. Tabel berikut merangkum beberapa kerentanan smart contract utama dan dampak finansialnya:
Insiden | Tahun | Kerugian (USD) |
---|---|---|
Peretasan The DAO | 2016 | 60 juta |
Bug Parity Wallet | 2017 | 150 juta |
Eksploitasi Poly Network | 2021 | 610 juta |
Peretasan Ronin Network | 2022 | 625 juta |
Seiring ekosistem cryptocurrency terus berkembang, penanganan kerentanan ini menjadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan stabilitas di pasar.
Bursa cryptocurrency merupakan sasaran utama para peretas dan telah menyebabkan kerugian finansial besar. Salah satu insiden paling terkenal terjadi pada 2014, saat Mt. Gox—yang pernah menjadi Bitcoin exchange terbesar—kehilangan sekitar 850.000 BTC senilai $450 juta pada saat itu. Di tahun 2016, Bitfinex mengalami pelanggaran keamanan yang menyebabkan 120.000 BTC dicuri, bernilai sekitar $72 juta. Tahun 2018, Coincheck mengalami peretasan besar dengan $534 juta token NEM hilang. Baru-baru ini, pada tahun 2022, Ronin Network dieksploitasi dengan kerugian sebesar $625 juta, dan Wormhole mengalami kompromi jembatan senilai $325 juta. Rentetan peristiwa ini menegaskan tantangan keamanan yang terus dihadapi oleh platform kripto, seperti tercermin dalam data berikut:
Tahun | Bursa/Platform | Jumlah Dicuri (USD) |
---|---|---|
2014 | Mt. Gox | 450 juta |
2016 | Bitfinex | 72 juta |
2018 | Coincheck | 534 juta |
2022 | Ronin Network | 625 juta |
2022 | Wormhole | 325 juta |
Frekuensi dan skala peretasan tersebut menegaskan perlunya penerapan sistem keamanan yang kuat di ekosistem cryptocurrency.
Runtuhnya FTX pada tahun 2022 mengguncang industri cryptocurrency dan mengungkap risiko mendasar dari bursa terpusat. Kejadian ini memperlihatkan kerentanan pada platform kustodian, di mana pengguna mempercayakan aset mereka kepada pihak ketiga. Kejatuhan FTX bukan satu-satunya; beberapa bursa lain juga mengalami nasib serupa. Kegagalan tersebut telah mengikis kepercayaan pada platform terpusat dan menimbulkan pertanyaan terkait sistem keamanan mereka. Untuk memperjelas dampaknya, berikut perbandingan volume perdagangan sebelum dan sesudah kejatuhan bursa-bursa besar:
Bursa | Volume Sebelum Jatuh | Volume Setelah Jatuh | Persentase Penurunan |
---|---|---|---|
FTX | $5 miliar per hari | $0 | 100% |
Mt. Gox | $28 juta per hari | $0 | 100% |
Angka-angka ini menunjukkan dampak besar kejatuhan bursa terhadap aktivitas perdagangan dan kepercayaan pengguna. Insiden-insiden tersebut mendorong pengawasan regulator serta pergeseran ke alternatif terdesentralisasi. Kini, banyak investor mulai mempertimbangkan opsi self-custody dan bursa terdesentralisasi sebagai langkah mitigasi risiko pada platform terpusat. Industri terus berkembang dengan fokus pada transparansi, keamanan, dan kendali aset oleh pengguna.