MACD dan RSI adalah indikator teknikal andal untuk menganalisis tren LINK pada tahun 2025. MACD berfungsi untuk menentukan arah tren utama dengan membandingkan rata-rata pergerakan jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan RSI mengukur momentum serta kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold). Dengan mengombinasikan kedua indikator ini, trader dapat memperoleh wawasan penting terkait pergerakan harga LINK.
Agar analisis tren semakin akurat, trader perlu memperhatikan terjadinya crossover pada MACD dan konfirmasi dari RSI. Sinyal bullish muncul ketika garis MACD memotong ke atas garis sinyal dan RSI bergerak di atas level 50. Sebaliknya, sinyal bearish terbentuk saat garis MACD memotong ke bawah garis sinyal dan RSI turun di bawah 50.
Jenis Sinyal | MACD | RSI | Indikasi Tren |
---|---|---|---|
Bullish | Garis MACD memotong ke atas garis sinyal | RSI naik di atas 50 | Potensi tren naik |
Bearish | Garis MACD memotong ke bawah garis sinyal | RSI turun di bawah 50 | Potensi tren turun |
Sangat penting untuk selalu memperhatikan konteks pasar secara menyeluruh saat menafsirkan sinyal-sinyal ini. Sebagai contoh, pada 10 Oktober 2025, LINK mengalami penurunan harga signifikan dari US$22,00 menjadi US$17,296. Di tengah volatilitas semacam ini, trader disarankan untuk ekstra hati-hati dan mencari konfirmasi tambahan sebelum mengambil keputusan hanya berdasarkan sinyal MACD dan RSI.
Crossover rata-rata pergerakan merupakan indikator krusial dalam mendeteksi perubahan tren sekaligus menjadi dasar pengambilan keputusan trading di pasar LINK. Crossover paling relevan yang harus diperhatikan adalah rata-rata pergerakan 20, 50, dan 200 hari, yang memberikan sinyal jelas untuk titik masuk dan keluar pasar. Contohnya, ketika rata-rata pergerakan 50 hari memotong ke atas rata-rata pergerakan 200 hari, terbentuk “Golden Cross” yang menandai potensi tren bullish. Sebaliknya, bila rata-rata pergerakan 50 hari memotong ke bawah rata-rata pergerakan 200 hari, terbentuk “Death Cross” yang dapat menjadi sinyal tren bearish.
Crossover Rata-rata Pergerakan | Potensi Sinyal |
---|---|
20 hari di atas 50 hari | Bullish jangka pendek |
50 hari di atas 200 hari | Bullish jangka panjang (Golden Cross) |
20 hari di bawah 50 hari | Bearish jangka pendek |
50 hari di bawah 200 hari | Bearish jangka panjang (Death Cross) |
Perlu diingat, meskipun crossover ini termasuk indikator yang kuat, sebaiknya tetap digunakan bersama alat analisis teknikal lain dan riset fundamental. Studi dalam Journal of Trading menunjukkan strategi crossover SMA 10/30 tanpa filter pada EUR/USD menghasilkan 37 sinyal palsu dalam enam bulan, menyebabkan drawdown 12%. Hal ini menegaskan pentingnya validasi ekstra dan kehati-hatian dalam menafsirkan sinyal crossover di pasar kripto yang sangat volatil.
Pola divergensi volume dan harga merupakan indikator penting bagi trader dalam mendeteksi potensi pembalikan tren di pasar kripto. Pola ini terjadi saat pergerakan harga suatu aset tidak sejalan dengan volume perdagangan yang tercatat. Sebagai contoh, divergensi bullish muncul ketika harga mencapai lower low namun volume mencetak higher low, mengisyaratkan potensi tren naik. Sebaliknya, divergensi bearish muncul saat harga berada di higher high, tetapi volume tidak mampu mengimbangi, menandakan potensi pelemahan tren.
Berikut contoh aksi harga LINK terkini untuk menyoroti pentingnya pola ini:
Tanggal | Harga (USD) | Volume |
---|---|---|
2025-10-10 | 17,296 | 1.701.145,68 |
2025-10-11 | 17,202 | 1.787.019,64 |
2025-10-12 | 18,995 | 979.785,57 |
2025-10-13 | 19,844 | 944.166,40 |
Data ini mengindikasikan potensi divergensi bullish. Walaupun harga turun pada 10 dan 11 Oktober, volume perdagangan justru meningkat, menandakan minat beli yang kuat. Kenaikan harga berikutnya pada 12 dan 13 Oktober yang diikuti penurunan volume, mengindikasikan potensi pembalikan tren. Trader yang memanfaatkan analisis divergensi volume dan harga bisa mengantisipasi pergerakan naik ini dan berpotensi memperoleh imbal hasil dari kenaikan harga sebesar 15,3% selama empat hari tersebut.